Cool Cigar Smoking With Shades On Monkey

Senin, 19 Februari 2018

Gangguan pada Sistem Ekskresi Paru-Paru

Gangguan pada Sistem Ekskresi Paru-Paru

Gangguan pada Paru-paru

Asma disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejalanya berupa sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Selain itu, kondisi lingkungan atau udara yang tercemar juga bisa memicu asma. Hingga saat ini asma belum bisa diobati. Pemberian obat hanya bersifat untuk menghilangkan gejala, artinya penyakit ini bisa kambuh kapan saja. Untuk mencegah kambuhnya penyakit ini penderita harus menghindari faktor resiko seperti lingkungan yang terlalu dingin atau udara yang tercemar.
2. Tuberculosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa ditularkan melalui percikan yang keluar ketika batuk. Gejala yang ditunjukkan hampir menyerupai gejala asma namun kadang bisa disertai dengan batuk kering atau berdahak atau bahkan batuk darah. Untuk menghindari penularan Anda sebaiknya menghindari kontak dengan penderita TBC serta tidak menggunakan peralatan terutama peralatan makan yang telah digunakan pendeirta TBC. Selain itu, anda juga harus menghindari faktor resiko seperti udara yang tercemar oleh logam berat seperti batu bara atau timbal. Pengobatan bisa dilakukan dengan mudah karena obat TBC disediakan oleh pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk mencegah penularan TBC.

Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di area alveolus. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya sesak napas karena alveolus sudah dipenuhi dengan cairan (karena itu penyakit ini sering disebut dengan paru-paru basah). Pneumonia biasanya tidak dapat disembuhkan secara total, namun gejalanya dapat diringankan dengan mengkonsumsi antibiotik. Untuk mencegah pneumonia, berikut beberapa metode yang bisa dilakukan:
  • Menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh agar bakteri, kuman, atau virus tidak mudah menyerang dan menembus pertahanan tubuh.
  • Atur asupan nutrisi makanan.
  • Rutin membersihkan atau mencuci tangan sebelum makan.
  • Rutin melakukan olah raga.
Emfisema disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada alveolus. Penderita emfisema biasanya akan memiliki paru-paru yang lebih besar dibandingkan orang sehat pada umumy, sebab karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh justru terperangkap di dalam paru-paru. Emfisema disebabkan oleh asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin. Salah satu cara mencegah penyakit ini adalah dengan menghindari asap rokok dan tidak merokok.
Bronkitis adalah peradangan yang terjadi di bronkus dan disebabkan oleh infeksi kuman, bakteri, atau virus. Faktor lain seperti debu, asap rokok, dan juga polusi udara bisa memicu bronkitis. Bronkitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya dapat diobati dengan mengkonsumsi antibiotik. Sementara bronkitis yang disebabkan oleh virus akan diberi obat untuk meringankan gejala. Untuk mencegah bronkitis bisa dilakukan dengan selalu menjaga atau meningkatkan daya tahan tubuh serta menghindari asap rokok.
6. Asbestosis
Asbestosis terjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk adanya jaringan parut yang luas di paru-paru. Menghirup serat asbes juga bisa menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). Pengobatan terhadap asbestosis dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul. Adapun pengobatan yang dilakukan adalah dengan membuang lendir atau dahak yang ada di paru-paru. Pada kondisi yang parah mungkin akan dibutuhkan pencangkkan paru-paru. Sedangkan upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.



https://halosehat.com/penyakit/gangguan-ekskresi/gangguan-pada-sistem-ekskresi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar